Subnetting dalam Jaringan

Sebelum kita memulai pembahasan lebih jauh mengenai subnetting, ada baiknya kita mengetahui dulu apa itu subnetting.

Subnetting berfungsi untuk menyembunyikan detail dari internal network suatu organisasi ke router eksternal. Selain itu subnetting juga mempermudah manajemen jaringan dan menambah efisiensi jaringan tersebut.
Di dalam Subnetting, sebuah jaringan di bagi menjadi subnet yang lebih kecil, dimana setiap subnet memiliki alamat subnetnya sendiri.
Ada alasan mengapa subnetting ini diperlukan, bayangkan jika suatu organisasi/perusahaan memiliki komputer dalam jumlah yang sangat banyak anggaplah ada 1000 komputer dan tidak melakukan subnetting, jika terjadi kesalahan, maka semua jaringan akan down dan admin harus memperbaiki kesalahan tersebut satu persatu. hal lain yang mungkin terjadi adalah jika 1 komputer terinfeksi virus/worm, maka ada kemungkinan seluruh komputer bisa terkena dan akibatnya tentu saja sangat buruk bagi organisasi atau perusahaan tersebut.

Lalu bagaimanakan kita membuat subnetting tersebut??
Untuk lebih memahaminya langsung saja dengan menggunakan contoh sebagai berikut :
Dengan menggunakan kelas B untuk IP Address, sebuah perusahaan ingin membuat jaringan untuk untuk 12 komputer untuk satu departemennya. Berapa subnet yang mungkin dapat tercipta?

Lalu solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
Sebenarnya untuk melakukan subnetting ini kita tidak harus menggunakan kelas B, karena untuk jumlah komputer seperti itu kita bisa menggunakan IP kelas C.
Kita misalkan IP-nya : 150.130.1.1
subnetmask : 255.255.0.0 (default)

Yang pertama kita perlu lakukan adalah menentukan subnetmask baru untuk IP-nya. Untuk mengetahui subnetnya dapat dilakukan dengan langkah berikut :

Karena digunakan 12 host, maka untuk mengetahui jumlah host per subnet nya dengan menggunakan rumus
2n - 2, dimana n ini merupakan banyaknya biner 0 pada oktet terakhir. Sedangkan "2" merupakan nilai yang yang dialokasikan untuk network id dan broadcast-nya. karena jumlah host-nya adalah 12 maka,
2n - 2 = 12
2n = 14
kemungkinan untuk nilai n diatas adalah 3 dan 4,
23 < 14 < 24
supaya mencukupi maka kita ambil nilai n dengan nilai 4. Berdasarkan nilai ini maka jumlah bit 0 yang diperlukan untuk 12 host adalah 4 bit.

Pada gambar diatas terlihat, 4 bit yang digunakan sebagai host adalah yang berwarna kuning, sedangkan yang digunakan sebagai subnet adalah yang berwarna hijau.
Maka diperoleh subnetmask-nya adalah,

subnetmask pada gambar diatas masih berbentuk biner, dan untuk nilai desimalnya subnetmask diatas bernilai,

255.255.255.240


Lalu yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengetahui IP range-nya. Karena kita menggunakan 24 artinya jumlah bit 0 ada 4 buah maka range-nya adalah 24 = 16. Selain dengan cara ini kita bisa mengetahui range-nya dengan menggunakan rumus 256 - 240 (nilai oktet terakhir subnetmask) = 16.
jadi subnet lengkapnya adalah 0, 16, 32, 48, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224, 240.
Untuk lebih jelas mengenai IP range-nya dapat dilihat pada gambar di bawah ini,

Berdasarkan gambar diatas terlihat ada 16 subnet yang bisa kita gunakan salah satunya untuk 1 departemen dalam perusahaan itu. Dan sisa 15 lainnya dapat digunakan untuk departemen yang lain jika ada.

Comments :

0 comments to “Subnetting dalam Jaringan”