Kemiskinan : Siapakah Yang Salah ??

Kemiskinan -- kata ini bukan merupakan hal yang asing lagi di telinga kita. Bahkan kata ini sering terdengar dalam dalam kehidupan sehari-hari, baik melalui perbincangan dengan orang lain secara langsung ataupun melalui media massa yang ada, media cetak maupun media elektronik.
Lalu pernahkah kita berpikir seperti apakah kemiskinan itu sendiri ?.



*Potret masyarakat miskin di negara kita

Kebanyakan orang menganggap kemiskinan itu terjadi ketika seorang individu mengalami kekurangan dalam bidang materi. Pemikiran seperti itu tidaklah salah karena pada kenyataannya dalam kehidupan kita sehari-hari yang menjadi tolak ukur keberhasilan seorang individu itu sendiri berupa materi, seberapa banyakkah materi yang bisa mereka peroleh.
Namun dilain pihak bagi beberapa orang yang lainnya, kemiskinan itu tidak dihitung hanya dari berapa banyaknya materi yang mereka punya, melainkan dari tingkat kebahagian yang mereka peroleh. Mungkin mereka berpikir, "tidak masalah seberapa banyak materi yang dimiliki asalkan hidup bahagia dan kehidupan keluarga mereka berjalan dengan baik, daripada hidup dengan materi berlimpah tetapi keluarganya hancur dan hidup tak bahagia". Pemikiran seperti inipun tidaklah salah juga, karena mereka berpikir bahwa materi bukanlah segalanya. Namun tak bisa dipungkiri pula bahwa materi/uang itu sangat diperlukan untuk menunjang kebahagian karena pada zaman sekarang ini bisa dikatakan uang adalah segalanya dengan uang mereka dapat memperoleh banyak hal. Mana mungkin seorang ayah akan bahagia jika tidak dapat memberikan nafkah pada keluarganya dan tidak dapat membiayai anak-anaknya untuk bersekolah seperti anak-anak yang lainnya.
Lalu sekarang yang menjadi masalah adalah apakah yang salah sehingga menyebabkan seorang individu dapat mengalami yang namanya kemiskinan. Dalam permasalahan ini kemiskinan yang dimaksud adalah kemiskinan dalam hal materi. Menurut pandangan saya selaku penulis terdapat 3 hal yang sering "disalahkan" mengenai kemiskinan, yaitu Kesalahan Diri Sendiri (Own Fault), Kesalahan Pemerintah (Government Fault), dan yang terakhir Sudah di Takdirkan (It is Written).

Kesalahan Diri Sendiri (Own Fault)
Bukankah kemiskinan yang menimpa seseorang dapat disebabkan oleh kesalahan dirinya sendiri, sebagai contoh :
Terdapat seorang individu sebut saja namanya Anto. Anto ini anak orang kaya namun dia mempunyai sifat yang sangat pemalas terutama pada saat dia menempuh pendidikan. Lalu pada saat dewasa keluarganya mengalami kebangkrutan dan dia jatuh miskin. Seharusnya dia dapat bekerja dan membantu menaikkan kesejahteraan keluarganya lagi. Namun karena dia mempunyai sifat pemalas sehingga keluarganya tetap terpuruk pada kemiskinan.
Pada contoh diatas dia dapat bangkit dari kemiskinannya asalkan ada kemauan yang keras dan usaha untuk mencapainya. Bukankah ada beberapa individu yang meskipun dia berasal dari golongan bawah namun memiliki tekad yang kuat untuk berubah dan pada akhirnya dia berhasil menjadi orang yang sukses. Namun pada kenyataannya hidup memang tidak se-simple itu, jika berusaha maka pasti berhasil, tidak seperti itu juga. Tidak sedikit orang yang sudah berusaha keras namun hasilnya belum memuaskan sehingga ia masih hidup dalam kemiskinan.
Lalu timbul pertanyaan, "untuk apa kita berusaha keras kalau hasilnya tak pasti ?", pertanyaan ini hanya akan diutarakan oleh individu yang sudah putus asa. Pada dasarnya usaha yang dilakukan adalah untuk memperbesar peluang kita mencapai kesuksesan, bukankah ada pribahasa yang mengatakan "Roma tidak dibangun dalam sehari" artinya semuanya butuh proses.
Tapi satu yang perlu diingat adalah segala hal yang terjadi pada diri seorang individu merupakan tanggung jawab dari individu itu sendiri.

Kesalahan Pemerintah (Government Fault)
Peran pemerintah juga tidak lepas dalam masalah kemiskinan ini. Kebijakan-kebijakan pemerintah juga sangat berpengaruh, sebagai contoh jika anggaran untuk pendidikan kecil maka pendidikan akan mahal dan akibatnya rakyat miskin akan semakin sulit untuk mendapatkan pendidikan, padahal pendidikan ini sangat diperlukan sebagai bekal untuk mencapai kesuksesan.
Selain Anggaran Pendidikan, masih banyak kebijakan lain yang sangat mempengaruhi antara lain Anggaran Kesehatan dan Penyediaan lapangan pekerjaan. Jika lapangan pekerjaan banyak maka SDM akan meningkat, pengangguran berkurang, dan yang paling penting banyak rakyat yang kesejahteraannya akan terangkat.
Beberapa minggu yang lalu, pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk anggaran pengadaan mobil untuk para pejabat. Dan mobilnya pun bukan mobil biasa tetapi tergolong mobil mewah. Menurut saya, hal ini jelas agak kurang baik, seandainya mobilnya biasa saja dan sisa anggarannya dapat digunakan untuk menambahkan anggaran untuk pendidikan ataupun kesehatan. Bukankah hal itu lebih baik, rakyat kecil akan semakin memperoleh kemudahan dibandingkan dengan pemberian mobil mewah kepada para pejabat yang belum jelas apakah kinerjanya akan semakin membaik dengan pengadaan mobil ini.
Namun pemerintah tidak bisa disalahkan begitu saja, karena dalam membuat kebijakan pun tidak mudah dan dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan yang matang. Dan juga kenyataannya sebaik-baiknya pemerintahan yang ada di dunia ini tetap saja yang namanya kemiskinan pada suatu negara tetap ada.
Tapi yang paling penting adalah pemerintah harus berpihak pada rakyat kecil dan sebisa mungkin dapat menurunkan angka kemiskinan.

Sudah di Takdirkan (It Is Written)
Tidak sedikit orang yang menyalahkan takdir atas segala sesuatu yang menimpa dirinya, salah satunya adalah kemiskinan. Sebenarnya menyalahkan takdir itu agak kurang pantas, karena takdir adalah ketentuan Tuhan. Namun bukankah ada takdir yang dapat dirubah, "Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum tersebut yang mengubahnya", artinya Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang kecuali orang tersebut yang merubahnya dengan cara berusaha.
Memang pada kenyataannya tetap saja ada orang yang miskin meskipun dia telah berusaha. Hal ini terjadi bukan karena Tuhan membencinya, namun mungkin di situlah letak keistimewaan individu tersebut, meskipun dia berada pada golongan bawah tapi di hadapan Tuhan dia mempunyai derajat yang tinggi.

Lalu kesimpulannya manakah yang "disalahkan" atas kemiskinan yang terjadi. Semuanya tergantung dari sudut mana kita melihat kemiskinan itu.
Tapi yang penting seandainya kita tergolong sebagai orang yang miskin dalam hal materi, setidaknya janganlah hati dan pikiran kita menjadi miskin. Karena dua hal itulah yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya.

Comments :

0 comments to “Kemiskinan : Siapakah Yang Salah ??”